Aksi Nyata modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

-

 

Aksi Nyata Modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

SUPARMI, CGP Angk 3, Kab. Lampung Utara

 

Peristiwa (Facts)

Selama masa pandemi ini sekolah mengalami banyak perubahan dalam sistem pembelajaran berdasarkan status wilayah. Saat ini di SMAN 3 Kotabumi menjalankan sistem pembelajaran tatap muka 50 persen, dimana sebagian hadir di sekolah dan sebagian daring belajar dari rumah. Kondisi ini memaksa guru harus mampu menerapkan pembelajaran secara campuran perpaduan antara daring dan tatap muka. Begitu juga saat melaksanakan penilaian harian guru menghadapi pilihan antara melaksanakan penilaian di saat tatap muka bergantian atau bersamaan antara tatap muka dan daring.

Penilaian secara bergantian dilaksanakan pada pekan pertama untuk siswa tatap muka menggunakan penilaian manual dengan kertas untuk siswa yang daring dilaksanakan pada pekan depan mendapat giliran tatap muka. Kondisi ini memiliki kelebihan dan juga kelemahan yaitu guru mampu mengontrol siswa mengerjakan soal dengan jujur namun kelemahannya memerlukan waktu yang lebih lama. Pilihan kedua yaitu melaksanakan penilaian secara daring bersama-sama antara siswa tatap muka dan siswa daring. Penilaian menggunakan aplikasi Quizziz dimana soal yang diberikan acak dan dibatasi waktu. Kelebihannya yaitu guru dapat langsung melaksanakan penilaian secara serempak, dan untuk memperkecil kecurangan ujian siswa daring maka di setiap soal di beri batasan waktu menjawabnya sehingga siswa akan memanfaatkan waktu dengan baik agar bisa menjawab semua pelajaran.

Berdasarkan kondisi tersebut diambil keputusan untuk melaksanakan penilaian harian menggunakan aplikasi quizziz untuk siswa daring maupun tatap muka.Kegiatan penilaian menggunakan aplikasi quizziz dilaksanakan pada kelas tatap muka dengan menggunakan handphone dari masing-masing siswa dan diamati oleh guru di dalam kelas. Untuk siswa daring guru mengirimkan link ujian di classroom dan siswa daring mengerjakan sesuai waktu pelajaran berbarengan dengan jam pada siswa tatap muka.




Gambar 1 :Suasa penilaian harian menggunakan Quizziz pada siswa tatap Muka


Gambar 2. Hasil ujian quizziz, terjadi kejar-kejaran nilai antara siswa daring dan tatap muka



Gambar 3 : Guru mengirim link ujian pada classroom

Perasaan (Feelings)

Sebelum melaksanakan aksi nyata saya merasa ragu-ragu untuk mengambil keputusan antara melaksanakan penilaian harian secara tatap muka bergantian atau bersama-sama antar daring dan tatap muka. Setelah mengambil keputusan akan melaksanakan penilaian harian menggunakan aplikasi quizziz saya masih merasa ragu apakah siswa akan menyukainya , dan apakan siswa yang daring dari rumah akan kesulitan mengakses quiz tersebut. Namun saya tetap bertekad untuk melaksanakan, saya akan melihat apa kekurangan dari aksi nyata tersebut dan saya berusaha mengurangi kendala-kendala yang muncul selama pelaksanaan ujian.

Setelah melaksanakannya saya merasa senang karena ternyata tanggapan dari para siswa sangat bagus baik yang daring ataupun yang tatap muka. Siswa tatap muka berpendapat sangat menyenangkan ujian menggunakan aplikasi quizziz karena fiturnya seperti games sehingga murid lebih rileks dalam pengerjaannya. Untuk siswa daring tidak ada kendala yang sangat berarti ada 2 siswa yang kesulitan untuk masuk dalam aplikasi, dan selebihnya tidak ada masalah. Dengan menggunakan ujian seperti ini ternyata tingkat keikut sertaan siswa daring meningkat lebih banyak dan sesuai waktu.

Pembelajaran (Findings)

Seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran terkadang harus mengambil suatu keputusan terkait pembelajarannya. Untuk mengambil keputusan harus selalu berdasarkan kepentingan muridnya. Dari aksi nyata yang dilakukan yaitu keputusan yang diambil untuk kebaikan bagi murid dan hasilnya murid lebih bersemangat mengikuti ujian dan tidak terlalu stress karena ujian dilaksanakan seperti mereka sedang bermain game.

Penerapan Ke depan (Future)

Dari aksi nyata ini saya belajar mengambil keputusan yang berdasarkan kebaikan bagi siswa, karena itu untuk kedepannya saya akan berlatih mengambil keputusan yang selalu mengedepankan kebutuhan siswa saya.

 

SALAM DAN BAHAGIA

TERIMA KASIH






Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demonstrasi Kontekstual 2.3 Coaching

-
Gambar
 KASUS : Seorang Siswa mengalami kesulitan menyelesaikan tugas mata pelajaran PAI berupa hapalan ayat Al-Quran beserta artinya. CGP berperan sebagai Coach yang berusaha menggali kekuatan kodrat/potensi dalam diri siswa agar bangkit untuk menemukan solusi dari permasalahan melalui tuntunan pertanyaan efektif dan reflektif sesuai dengan model TIRTA.
Baca selengkapnya

Aksi Nyata Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional

-
Gambar
  AKSI NYATA MODUL 2.2 MENERAPKAN PEMBELAJARAN DIFERENSIASI DAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL DALAM KELAS   OLEH : SUPARMI CGP ANGKATAN 3 KABUPATEN LAMPUNG UTARA   LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan proses menuntun kodrat anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagian hidup. Proses menuntun tersebut dapat dilakukan dengan menciptakan pembelajaran di kelas yang berpihak pada murid. Pembelajaran yang berpihak kepada murid dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional Pembelajaran berdiferensiasi yaitu pembelajaran yang berdasarkan kebutuhan siswa. Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran kolaboratif yang memungkinkan anak dan orang dewasa disekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan aspek emosional Berdasarkan latar belakang tersebut saya membuat aksi nyata modul 2.2 yaitu menerapkan pembelajaran diferensiasi dan pembelajaran sosial d...
Baca selengkapnya

3.3.a.6. Refleksi Terbimbing - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

-
Setelah mempelajari modul 3.3 saya tertarik pada materi penciptaan pembelajaran yang mampu mendorong siswa menyampaikan suaranya, membimbing untuk menentukan pilihan dalam pembelajaran juga , mengarahkan agar siswa merasakan kepemilikan dari proses pembelajaran itu dan akhirnya akan melatih siswa memiliki kesejahteraan (wellbeing). Selain itu ternyata lingkungan itu sangat berpengaruh terhadap kepemimpinan murid. 7 karakteristik lingkungan sekolah yang baik untuk tumbuh kembangnya kepemimpinan murid yaitu 1. Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif, hingga berkemampuan dan berkeinginan untuk memberikan pengaruh positif kepada kehidupan orang lain dan sekelilingnya.2. Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana. 3. Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya. 4. Lingkungan yang melati...
Baca selengkapnya